Rumah Sasadu merupakan rumah adat Suku Sahu di Halmahera Barat. Rumah sederhana, dibuat dari bahan kayu, konstruksinya dengan anyaman daun sagu sebagai atapnya. Rumah adat ini memiliki makna budaya yang kuat pada semua aspek konstruksinya. Kehidupan sosial budaya masyarakat suku sahu juga diselenggarakan di rumah adat ini. Rumah adat ini digunakan sebagai tempat untuk merayakan pesta syukuran atas hasil panen yang melimpah serta menjadi tempat warganya berkumpul, bersantap, menari bersama dan berbagi nilai-nilai leluhur dan kearifan lokal yang terus dipegang teguh melekat dalam kesehariannya. Rumah adat ini memiliki makna penting dalam kehidupan bermasyarakat suku sahu.
Rumah Sasadu tidak menggunakan paku atau sekrup yang mengkaitkan antar satu balok/pilar dengan pilar yang lain, melainkan menggunakan material alami dari bumi Halmahera Barat. Rumah ini memiliki bubungan atap yang menjulang tinggi pada kedua ujungnya tergantung dua buah bulatan yang dibungkus dengan ijuk. Rumah adat ini tidak memiliki dinding pada keenam sisi bangunan. Semua sisi bangunan merupakan pintu masuk. Inilah makna keterbukaan dan keramahan suku sahu yang siap menyambut siapa saja yang datang ke wilayah mereka. Didalam rumah sasadu terdapat sejumlah ukiran berupa telapak kaki manusia, ikan, wajah manusia, yang sejumlah relief yang syarat dengan makna. Sasadu memiliki dua ujung atap berukir kayu berbentuk haluan dan buritan perahu yang di tempatkan pada kedua ujungnya.