Tata ruba adalah alat musik berbahan dasar satu ruas bambu yang diangkat kulitnya hingga membentuk semacam dawai, dan di bagian bawahnya diberi lubang sebagai resonator untuk menghasilkan bunyi yang lebih kuat. Kulit-kulit bambu yang diangkat menjadi dawai ini dibagi menjadi beberapa jenis suara hingga menghasilkan suara seperti tifa dan gong. Diperkirakan alat musik tata ruba ini muncul pada zaman neolitikum sebagai salah satu sarana pencapaian bentuk ritual yang ditujukan kesuburan dan keselamatan.
Dalam masyarakat suku sahu di Halmahera Barat, musik tata ruba ini dipergelarkan pada kegiatan pesta-pesta adat seperti pesta panen dan pesta makan adat. Menurut cerita yang berkembang pada masyarakat suku sahu, tata ruba diperkenalkan pada jaman penjajah sebagai sebuah ritual, hingga kegiatan tersebut tetap dapat dilakukan.
“Diperkirakan alat musik tata ruba ini muncul paca zaman neolitikum sebagai salah satu sarana pencapaian bentuk ritual yang citujukan kesuburan dan keselamatan.”